Budidaya Bawang Merah Super Ponpes Raudlatul Muta'allimin, Layak Jadi Percontohan
Pengembangan sektor pertanian Pesantren Raudlatul Muta'allimin ini, merupakan program binaan Bank Indonesia dalam penguatan ekonomi dan menekan laju inflasi di Indonesia.
Kota Probolinggo, SJP - Hasil panen terhadap uji coba tanam bawang merah super, di Ponpes Raudlatul Muta'allimin di Wonoasih, Kota Probolinggo, Jawa Timur, menunjukkan hasil gemilang. Rencananya, program kemandirian pesantren itu bakal ditiru pesantren lain, di Probolinggo.
Sekda Kota Probolinggo, Ninik Ira Wibawati, memberikan apresiasi positif, terhadap inovasi itu. Inovasi sektor pertanian itu, nantinya bakal di replikasi. Diterapkan ke 33 pesantren yang ada di Kota Probolinggo.
“Jika sektor pertanian pesantren unggul, maka dapat membantu pemerintah dalam menekan angka inflasi dari kenaikan harga komoditi pertanian. Salah satunya bawang merah, yang kerap mengalami kenaikan harga,” ujar Ninik, Rabu (15/11/2023).
Sebagai informasi, uji coba 3 varietas bawang merah, yakni jenis Super Pilips, jenis Batu Ijo Nganjuk dan Batu lokal Probolinggo telah selesai dipanen.
Dengan kualitas dan kuantitas unggul. Hasil dari ketiga varietas bawang merah itu cukup memuaskan. Tanpa gangguan hama dan virus tanaman yang berbahaya.
Dari ketiga varietas bawang merah itu, jenis Batu Ijo Nganjuk yang memiliki tingkat kuantitas tinggi.
“Jika disetarakan lahan satu hektar bisa mencapai 11 ton. Untuk menekan inflasi kan tidak dari segi produksi saja ya, nanti juga akan diamati apakah jenis ini diterima pasar atau tidak,” kata Asisten Direktur Departemen Ekonomi Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI), Yason Taufik Akbar.
Jika kebutuhan pasar menolak jenis bawang merah Batu Ijo Nganjuk, pihak Bank Indonesia bersama Universitas Brawijaya Malang akan melakukan penelitian kembali.
Apakah akan meninggikan kuantitas bawang merah Batu Probolinggo atau mengembangkan kualitas bawang merah Batu Ijo Nganjuk. Sehingga setara dengan kualitas kebutuhan pasar.
Ketua Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) Wilayah Jawa Timur, KH. Faiz AHZ, mengatakan pesantren telah melakukan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), seperti varietas bawang dan cabai yang mudah terdampak inflasi.
"Pesantren melalui masyarakatnya, santri, alumni, simpatisan dan masyarakat sekitar pesantren kita harapkan sinerginya, kemudian bahu membahu menggalakkan ketahanan pangan ini," ujar Faiz.
Pengembangan sektor pertanian Pesantren Raudlatul Muta'allimin ini, merupakan program binaan Bank Indonesia dalam penguatan ekonomi dan menekan laju inflasi di Indonesia.
Program itu juga bekerja sama dengan Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, sebagai tenaga ahli bidang pertanian. Mendampingi pesantren dalam mengelola pertanian varietas bawang merah. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?