Anti Nanggung, Profesor Desain Pertama ITS Ciptakan Sepeda Multiguna yang Inovatif

Profesor ke-192 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Dr Ir Bambang Iskandriawan M.Eng, ciptakan deretan inovasi sepeda multiguna, dengan melakukan optimalisasi fitur di tiap sepeda, agar mampu meningkatkan produktivitas manusia.

15 Jan 2024 - 13:30
Anti Nanggung, Profesor Desain Pertama ITS Ciptakan Sepeda Multiguna yang Inovatif
Prof Dr Ir Bambang Iskandriawan M.Eng dengan salah satu inovasi sepeda ciptaannya (Humas ITS/SJP)

Surabaya, SJP - Sepeda memiliki banyak ragam tipe dan desain sesuai dengan kegunaan dan manfaatnya, namun jika fitur yang dihadirkan itu tanggung dan kurang optimal, maka penggunaannya akan menjadi terbatas.

Maka, Profesor ke-192 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Dr Ir Bambang Iskandriawan M.Eng ciptakan deretan inovasi sepeda multiguna, dengan melakukan optimalisasi fitur di tiap sepeda, agar mampu meningkatkan produktivitas manusia.

Selain menjadi alat transportasi yang ramah lingkungan, menurut Bambang yang juga merupakan Guru Besar pertama dari Desain Produk Industri (Despro) ITS itu, merasa bahwa sepeda juga menjadi sarana olahraga, rekreasi, hingga penunjang kesehatan.

Maka dari itu perlu adanya inivasi fitur sepeda untuk mengoptimalkan seluruh fungsi yang dimiliki sekaligus mempertahankan minat orang-orang untuk menggunakan sepeda.

“Sebagai tambahan nilai guna dan nilai jual juga,” ujar Bambang yang juga menjadi profesor pertama dari Fakultas Desain Kreatif dan Bisnis Digital (FDKBD) ITS, Senin (15/1/2024).

Inovasi pertama dari Kepala Pusat Unggulan Iptek (PUI) Desain Kreatif ITS ini adalah Trandem Bike (TB), yakni sepeda tandem atau gandeng yang bisa bertransformasi menjadi sepeda tunggal dan sebaliknya. 

Sepeda Tandem biasa memiliki masalah yakni fungsinya yang terbatas, karena didesain untuk dikayuh 2 orang atau lebih maka jarang digunakan, dan TB menjadi solusi akan permasalahan tersebut.

“Kalau TB ini bisa dilepas rangka tengahnya dan menjadi sepeda Tunggal,” jelasnya.

Kemudian adapun inovasi lain dari dosen kelahiran 1960 itu, yakni Sliding Tandem Bike (STB) yang menjadi solusi atas permasalahan keterbatasan ruang simpan, karena kerangkanya yang dapat diatur panjang dan pendeknya tanpa melepas frame sepeda.

“Dengan fitur ini, sepeda dapat ditaruh di ruang sempit, bahkan di dinding ruangan sekalipun,” tuturnya.

Selanjutnya ada juga inovasi sepeda yang menjadi solusi permasalahan lingkungan, yakni Air Purifier Bike (APB) yang dapat membersihkan udara kotor karena dilengkapi dengan sistem filter yang dapat menyaring udara selama sepeda digunakan.

“Udara yang disaring nantinya dikeluarkan kembali menjadi udara bersih lewat tepi luar keliling roda belakang dan depan sepeda,” terang Bambang.

Tidak berhenti disitu, ada juga Commuter Bike (Cobi) yang memiliki kerangka ringan hasil dari analisis struktur dan simulasi nunerik kompleks, hingga bisa dilipat menjadi kursi yang cocok digunakan bepergian oleh anak muda hingga orang lanjut usia (lansia).  

Dan inovasi paling baru dari lulusan sarjana Teknik Mesin ITS itu adalah Community Bike ITS (Combits), sebuah sepeda yang bisa digunakan oleh 6 orang sekaligus dan dirancang dengan penambahan atap.

“Agar interaksi saat bersepeda tetap nyaman,” tambahnya.

Lulusan magister Wollongong University, Australia itu mengungkapkan bahwa inovasi ini melibatkan keilmuan multidisiplin, meliputi proses manufaktur, analisis tren, ergonomi, simulasi, hingga uji produk dan publikasi melibatkan banyak pihak, termasuk (UMKM) untuk mendukung perekonomian warga lokal. 

Pengembangan inovasi yang telah berjalan selama 20 tahun ini akan terus digiatkan. Keberlanjutan inovasi akan digencarkan melalui penambahan fitur, perluasan fungsi, hingga penggalian potensi bisnis melalui perintisan startup. 

“Kita sudah mulai rintis untuk perusahaan ini dan masih terus dikembangkan hingga kini,” ungkapnya. 

Bambang meyakini bahwa Inovasi ini mampu memberikan manfaat yang lebih luas di berbagai sektor termasuk sosial, pendidikan, hingga seni terapan dengan harapan rekayasa dan desain dapat terus berjalan selaras untuk menciptakan kebermanfaatan bagi bangsa.

“Sudah saatnya, kolaborasi keilmuan ini menciptakan produk optimal bukan malah dipisahkan sendiri-sendiri,” tegasnya. (*)

Editor : Rizqi Ardian

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow