Angka Stunting Surabaya Terendah, BKKBN Bersama Forum Paud Jawa Timur Dorong Percepatan Cegah Stunting di Tingkat Provinsi

BKKBN dan Forum Paud Jawa Timur berkolaborasi dorong kesadaran akan pentingnya Paud sebagai pendidikan fondasi dalam upaya percepatan cegah stunting.

30 Apr 2024 - 12:00
Angka Stunting Surabaya Terendah, BKKBN Bersama Forum Paud Jawa Timur Dorong Percepatan Cegah Stunting di Tingkat Provinsi
Ketua Forum Paud Provinsi Jawa Timur, Dwi Astutik saat mengisi workshop dengan materi Percepatan Cegah Stunting Melalui Satuan Paud (Ryan/SJP)

Surabaya, SJP - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) bersama Forum Paud Provinsi Jawa Timur gelar workshop bertajuk 'Optimalisasi Program BKB Dalam Parenting Education' pada 29-30 April 2024, upayakan percepatan penurunan angka stunting di Jawa Timur.

Workshop kolaboratif ini menyajikan materi 'Percepatan Cegah Stunting Melalui Satuan Paud' yang dihadiri oleh 50 peserta yang terdiri dari Kepala Sekolah dan Yayasan Satuan Paud dari berbagai elemen yang setidaknya diwakili oleh 1 peserta dari tidap daerah di Jawa Timur.

Kegiatan Workshop berlokasi di Mercure Surabaya Grand Mirama dengan pemateri meliputi Dr. Dwi Astutik, MSi, S.Ag selaku Ketua Forum Paud Provinsi Jawa Timur, perwakilan dari pihak Dinas Kesehatan Jawa Timur dan perwakilan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Hang Tuah Surabaya.

Ketua Forum Paud Provinsi Jawa Timur (Jatim) yakni Dwi Astutik menjelaskan bahwa pihak Paud digandeng oleh BKKBN karena satuan Paud memiliki potensi tinggi untuk bertemu wali murid dan guru sebagai penyaluran ilmu.

"Ilmu yang dimaksud ialah pengenalan dan pembiasaan hidup bersih dan pola makan sehat sejak dini oleh orangtua dan wali murid kepada anak untuk mencegah stunting," terang Astutik, Selasa (30/4/2024).

"Anak itu harus segera disekolahkan, kita tahu saat ini banyak yang tidak memperhatikan Paud, padahal disitu adalah tempat untuk mengenalkan kesehatan dan kebersihan disamping pendidikan formal," imbuhnya.

Tujuan dari kegiatan ini di antaranya ialah untuk meningkatkan koordinasi percepatan Cegah Stunting di Jawa Timur dalam lmplementasi Paud Holistik Integratif Berkualitas.

"Selain itu juga, kegiatan ini diharapkan mampu menciptakan koordinasi antara Satuan Paud dengan Keluarga Balita dalam percepatan cegah stunting melalui aktifitas sehari-hari," imbuh Astutik.

Aktifitas sehari-hari yang dimaksud diantaranya pola hidup bersih dan pola makan, dimana 2 kebiasaan itu harus tercipta tidak hanya di lingkungan sekolah namun juga saat anak berada di rumah

Astutik ingin pertemuan ini bisa menggaungkan pentingnya Paud sebagai pendidikan awal atau fondasi, sekaligus menghasilkan rekom terhadap pemerintah untuk memasukkan Paud sebagai syarat untuk masuk ke pendidikan selanjutnya.

Selain rekom ke pemerintah, Astutik menjelaskan bahwa pihaknya juga akan membuat buku pendampingan mengenai Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) agar pendidikan di sekolah dan di rumah terintegrasi dan bersinergi.

"Buku ini akan diisi pengetahuan hingga tahap aksi di tiap harinya dalam mengasuh anak, karena akan sama saja jika di sekolah sudah diajarkan makan sehat namun saat dirumah sang anak dibiarkan jajan sembarangan," tegas Astutik.

Astutik juga membeberkan bahwa buku KIA tidak tersebar secafa merata di tingkat Kota seperti Surabaya maupun di tingkat daerah, dimana banyak kasus hanya PAUD saja yang memiliki sedangkan di TK tidak ada.

"Tidak hanya untuk anak, di remaja SMP, SMA hingga pesantren juga akan kami dorong untuk memasukan materi ini kedalam kurikulum agar setiap jenjang ada materi mengenai pencegahan stunting," ucap Astutik.

"Intinya kami berharap pertemuan ini akan menghasilkan dampak positif ke masyarakat, utamanya mengenai kesadaran akan stunting," tandasnya.

Adapun Dra. Sofia Hanik, M.M., yang tergabung Tim Kerja Ketahanan Keluarga dan Pencegah Stunting BKKBN Jawa Timur mengungkapkan, kerja sama ini adalah wujud nyata dalam menjalankan program edukasi kepada masyarakat.

"Kerja sama dengan Forum Paud Jatim juga dikarenakan kita memiliki keterkaitan yang sama dalam sektor parenting atau pola pengasuhan," ucap Sofia.

Meski BKKBN ditunjuk langsung oleh Presiden sebagai koordinator dalam percepatan penurunan stunting di Indonesia, Sofia menjelaskan, kerja sama dengan pihak lain sangatlah diperlukan salah satunya dengan Forum Paud Jawa Timur.

"Dengan adanya workshop ini, diharapkan kelompok forum paud bisa menginformasikan serta mengedukasi para orang tua mengenai pola pengasuhan di 1.000 hari pertama kehidupan anak," ujarnya.

Sofia juga membeberkan bahwa angka stunting di Provinsi Jawa Timur dari hasil Suvei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukan penurunan di angka 17,7 persen, lebih baik dari tahun sebelumnya yang masih di angka 19,2 persen.

"Memang belum sesuai harapan kami karena target ada di angka 16 persen, namun dari progres dan kerja sama dengan pihak lain, kami yakin dan optimis bahwa angka tersebut bisa diturunkan lagi," beber Sofia.

Bahkan Sofia mengungkapkan bahwa Gubernur Jawa Timur sebelumnya yakni Khofifah Indar Parawansa menginginkan angka stunting turun hingga angak 13 persen, jadi dengan menggandeng Forum Paud Jatim diharapkan pola pengasuhan baik bisa diterapkan di seluruh Sekolah Paud di Jawa Timur.

"Pendidikan juga wajib untuk orangtua, dulu Pola Pengasuhan belum ada pendidikannya, sekarang BKKBN sudah mengembangkan Sekolah Orangtua Hebat (SOTH) untuk mengisi kekosongan itu," ujarnya.

Sebagai informasi, SOTH akan memberikan materi pola pengasuhan kepada orangtua selama 13 kali pertemuan, SOTH bisa diikuti oleh Ibu maupun Ayah karena pola pengasuhan harus diberikan oleh ke-2 belah pihak.

 "Untuk di Surabaya, SOTH sendiri telah tersebar secara merata di 1.000 RW yang ada," ungkap Sofia.

"Dan yang luar biasa, dengan Komitmen Walikota dan Ketua Tim Penggerak PKK juga berhasil membuat angka stunting di Surabaya terendah di skala Nasional, yakni hanya di angka 1,9 persen," pungkasnya. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow