Penderita ISPA Kota Batu Meningkat, Ini Sebabnya
Jumlah kasus infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) di Kota Batu mengalami peningkatan yang signifikan. Dari bulan Januari hingga Agustus 2023, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu mencatat sebanyak 18.789 kasus ISPA.
Kota Batu, SJP - Jumlah kasus infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) di Kota Batu mengalami peningkatan yang signifikan.
Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana Dinas Kesehatan Kota Batu dr. Susana Indahwati mengatakan, dari bulan Januari hingga Agustus 2023, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu mencatat sebanyak 18.789 kasus ISPA.
"Ini merupakan peningkatan yang cukup besar jika dibandingkan dengan data rekapitulasi pada tahun sebelumnya, yaitu tahun 2022, di mana jumlah kasus ISPA hanya mencapai angka 12.686," kata dia.
Dia menjelaskan peningkatan kasus ISPA di tahun 2023 disebabkan oleh penurunan daya tahan tubuh dan kondisi cuaca yang ekstrem.
"Selain itu, Dinkes Kota Batu juga mencatat maraknya pembakaran sampah oleh warga belakangan ini berpotensi menjadi penyebab utama penyakit ISPA," ujarnya.
Meskipun dampak pembakaran sampah mungkin belum terasa secara langsung, tindakan ini dapat mencemari udara seiring berjalannya waktu. Akibatnya, udara yang terkontaminasi oleh zat kimia akibat pembakaran tersebut dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan dan menurunkan kualitas hidup.
"Penyakit ISPA dapat menyerang berbagai kelompok usia, mulai dari usia 6 hingga 60 tahun, terutama pada mereka yang berusia produktif dengan mobilitas tinggi," ujarnya.
"Beberapa gejala yang biasanya muncul adalah batuk, pilek, dan tenggorokan kering, dan dalam beberapa kasus, disertai dengan demam hingga sesak napas. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak mengabaikan penyakit ISPA ini," sambungnya.
Susan menekankan pentingnya mencari bantuan medis jika gejala semakin parah dalam tiga hari dan disertai sesak napas berat.
"Hingga saat ini, tindakan pembakaran sampah sembarangan masih sering terjadi di berbagai wilayah Kota Batu. Kebiasaan ini cenderung terjadi di daerah-daerah yang jarang terjamah oleh masyarakat, yang kemudian digunakan sebagai tempat pembakaran sampah," tandasnya. (*)
Editor : Noordin
What's Your Reaction?