Wagely Raup Lebih dari Rp 300 M

Wagely mengatakan bahwa pendanaan ekuitas tersebut “selanjutnya disertai dengan kontribusi signifikan dari dana utang swasta terkemuka yang bertujuan untuk memperluas layanan inti EWA Wagely di Indonesia dan Bangladesh

05 Mar 2024 - 04:30
Wagely Raup Lebih dari Rp 300 M
Wagely sangat populer di Indonesia sebagai solusi untuk karyawan yang ingin kasbon di tengah bulan atau tanggal tua (fintechfuture/SJP)

Jakarta, SJP - Aplikasi Wagely raup $23 juta atau lebih dari Rp 300 miliar dalam bentuk gabungan pembiayaan ekuitas dan utang untuk mendorong pertumbuhannya di Asia Tenggara.

Wagely memberi bisnis solusi akses pendapatan (Earned Wage Access) yang memungkinkan karyawan melakukan kas bon sehingga mereka dapat mengatasi masalah 'krisis tengah bulan .

Fintech yang berkantor pusat di Jakarta ini mengklaim bahwa pada tahun 2023, mereka membagikan gaji lebih dari $25 juta dan melayani hampir 500.000 pekerja di Indonesia dan Bangladesh.

Porsi ekuitas dalam putaran pendanaan ini dipelopori oleh Capria Ventures, sebuah perusahaan modal ventura berbasis di AS yang berspesialisasi di wilayah Selatan, dengan partisipasi tambahan dari investor yang sudah ada.

Wagely mengatakan bahwa pendanaan ekuitas tersebut “selanjutnya disertai dengan kontribusi signifikan dari dana utang swasta terkemuka yang bertujuan untuk memperluas layanan inti EWA Wagely di Indonesia dan Bangladesh”.

Didirikan pada tahun 2020, perusahaan startup ini berencana menggunakan dana baru tersebut untuk memperluas penawaran intinya guna meningkatkan kesejahteraan finansial karyawan di pasar utamanya.

Dave Richards, Managing Partner di Capria Ventures, menjelaskan bahwa perusahaan melihat “peluang besar” bagi Wagely untuk “menerapkan AI Generatif di berbagai kasus penggunaan, seperti pemrosesan dokumen otomatis dan antarmuka percakapan bahasa lokal bagi pekerja untuk membuat keputusan keuangan yang lebih baik”.

Bersamaan dengan suntikan dana baru, Wagely mengungkapkan transisi kepemimpinan minggu lalu, dimana salah satu pendiri dan mantan COO Kevin Hausburg mengambil alih jabatan CEO, menggantikan Tobias Fischer.

Perusahaan tersebut mengaitkan kepergian Fischer dari peran tersebut dengan “masalah kesehatan keluarga”.

Di Indonesia, baru-baru ini ada upaya yang dilakukan oleh beberapa pemain untuk memanfaatkan peluang di bidang fintech.

Misalnya, bulan lalu, platform investasi swasta yang berbasis di Singapura, Helicap, dan Bank Danamon dari Indonesia bekerja sama untuk menciptakan “solusi terpadu” bagi UMKM.(**)

Sumber: fintech futures

Editor: Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow