Tim Paslon 02 Angkat Bicara soal Tudingan Data Tidak Valid tentang Kondisi Ruang Kelas SD di Kabupaten Pasuruan

Karena sebab itulah, kata Rohani, pasangan calon (paslon) nomor urut 2 menekankan pentingnya digitalisasi pelayanan publik. Yakni dengan peningkatan kualitas SPBE. Tujuannya agar semua data yang terpublikasi senantiasa didasarkan pada  basis data yang update dan valid.

29 Oct 2024 - 15:30
Tim Paslon 02 Angkat Bicara soal Tudingan Data Tidak Valid tentang Kondisi Ruang Kelas SD di Kabupaten Pasuruan
Salah satu sekolah dasar di kecamatan tosari yang mengalami kerusakan (foto dokumen isbi/sjp)

PASURUAN, SJP — Debat publik calon wakil bupati (cawabup) Pasuruan telah usai. Namun demikian, diskursus politik pascadebat masih terus berlangsung.

Dalam debat yang berlangsung di Hotel Santika Premier pada Ahad (27/10/2024) lalu, cawabup nomor urut 2, M. Shobih Asrori menyinggung soal sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) di Kabupaten Pasuruan.

Tidak hanya itu, pria yang akrab dipanggil Gus Shobih itu juga menguraikan pandangannya di sektor pendidikan. Dia mengulas data tentang kondisi ruang kelas Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Pasuruan.

Usai debat, Rohani Siswanto, selaku wakil ketua dewan pakar pasangan calon (paslon) nomor urut 2, mempertegas kembali ulasan Gus Shobih saat debat.

Rohani menjelaskan, dalam debat, Gus Shobih menguraikan data, bahwa dari 1.300 ruang kelas SD di Kabupaten Pasuruan, 218 lainnya dalam kondisi rusak berat. Kemudian terdapat 116 ruang kelas tidak dapat difungsikan.

Namun demikian, sehari setelah debat, salah satu media online merilis data yang berbeda dari yang diungkapkan Gus Shobih tentang kondisi ruang kelas SD di Kabupaten Pasuruan.

Media online tersebut menguraikan, di Kabupaten Pasuruan terdapat 547 ruang kelas SD dalam kondisi rusak berat. Kemudian sebanyak 748 rusak sedang. Lalu 1.759 rusak ringan, dan 2.159 dalam kondisi baik. Data tersebut berdasar pada Neraca Pendidikan Daerah 2023.

Menanggapi hal tersebut, Rohani menegaskan, data yang disampaikan Gus Shobih merupakan data existing dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Pasuruan. Data itu didasarkan pada laporan update usulan dari lembaga SD untuk tahun 2024.

Berdasar data itu, kata Rohani, terdapat 191 SDN dengan total 1.300 ruang kelas yang mengajukan usulan perbaikan di tahun 2024. Dari jumlah itu, tercatat sebanyak 709 kelas dalam kondisi baik. Kemudian 208 rusak ringan. Lalu 183 rusak sedang, dan 218 kelas rusak berat.

Kemudian, lanjut Rohani, dalam data tersebut tercatat, jumlah ruang kelas yang dapat difungsikan sebanyak 1.186 kelas. Sedangkan ruang yang tidak bisa difungsikan sebanyak 116 kelas. Data itulah yang dipaparkan Gus Shobih saat debat publik cawabup.

Atas fenomena tersebut, Rohani menyimpulkan, terdapat perbedaan data yang tersiar ke publik tentang kondisi ruang kelas SD di Kabupaten Pasuruan. Perbedaan data itu dipicu oleh berbedanya sumber yang digunakan.

Namun terlepas dari perbedaan data itu, Rohani menyebut, yang disampaikan Gus Shobih tentang kacaunya basis data di Kabupaten Pasuruan mulai terbukti. Salah satu buktinya, yaitu dengan munculnya berbagai verisi tentang data kondisi ruang kelas SD.

Dalam debat cawabup beberapa hari yang lalu, Gus Shobih menyampaikan, salah satu persoalan di Kabupaten Pasuruan, yaitu perihal basis data yang tidak valid dan tidak di update. Hal itu menjadi persoalan yang tidak bisa dianggap sepele.

Sebab, bagi cawabup nomor urut 2 itu, bila data tidak valid, maka penyelesaian masalahnya pun juga menjadi tidak tepat. Kini terbukti, bahwa data kondisi ruang kelas SD di Kabupaten Pasuruan berbeda-beda versi.

Karena sebab itulah, kata Rohani, pasangan calon (paslon) nomor urut 2 menekankan pentingnya digitalisasi pelayanan publik. Yakni dengan peningkatan kualitas SPBE. Tujuannya agar semua data yang terpublikasi senantiasa didasarkan pada  basis data yang update dan valid.

Dari kejadian tersebut, Rohani menyayangkan salah satu media online yang merilis berita tanpa mengonfirmasi pihaknya. Media itu membandingkan data yang dipaparkan Gus Shobih dengan data hasil kajiannya sendiri.

"Apalagi dalam berita itu dibumbui dengan kata ‘fakta’ pada data hasil kajian media tersebut. Sehingga seakan-akan data yang disampaikan oleh Gus Shobih bukan fakta. Padahal updating datanya saja yang berbeda. Bahkan pemberitaan media itu terkesan seperti rilisnya tim sukses paslon lain,” ujar Rohani, Selasa (29/10/2024). (*)

Editor: Ali Wafa

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow