Teliti Potensi Ekonomi Sirkular Berkelanjutan, BRIN Kunjungi Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede Surabaya
Dr. Agr. Didit Okta Pribadi selaku Ketua Tim Riset Kota Sirkular beranggapan bahwa apa yang dilakukan Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede tersebut adalah salah satu inisiatif dari perwujudan ekonomi sirkular oleh akar rumput di wilayah perkotaan.
Surabaya, SJP - Pusat Riset Ekonomi dan Perilaku Sirkuler-Badan Riset dan Inovasi Negara (BRIN) melakukan kunjungan Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede Surabaya untuk lakukan penelitian dalam upaya menggali potensi Kota Sirkular dan Ekonomi Sirkular di Indonesia.
Penelitian dengan tajuk "Survei Studi Potensi Transformasi Wilayah Perkotaan Menuju Kota Sirkular Sebagai Basis Pembangunan Kota Berkelanjutan di Indonesia" ini juga dilakukan di 2 Kota Besar lain, yaitu Jakarta dan Semarang sebagai lokasi penelitian.
Penelitian BRIN di Jawa Timur sudah dimulai sejak 15 hingga 21 Januari 2024, dan salah satu lokasi yang ditinjau oleh mereka adalah Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede, Surabaya yang dikenal memiliki beberapa program inovatif seperti Urban Farming, Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber) dan lobster, hingga pengolahan sampah.
Dr. Agr. Didit Okta Pribadi selaku Ketua Tim Riset Kota Sirkular beranggapan bahwa apa yang dilakukan Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede tersebut adalah salah satu inisiatif dari perwujudan ekonomi sirkular oleh akar rumput di wilayah perkotaan.
"Kita lihat mulai dari sampah rumah tangga mereka olah untuk menjadi pupuk, pupuk tersebut lalu digunakan untuk urban farming yang mereka buat, dan hasil panennya kembali bisa dimanfaatkan menjadi sumber pangan, disitu terjadilah ekonomi sirkular," ujar Didit saat berkunjung ke Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede, Selasa (16/01/2024).
Didit menjelaskan, Ekonomi Sirkular itu penting karena menjadi salah satu dari 2 pilar Ekonomi Hijau disamping pembangunan rendah karbon juga sudah menjadi komitmen banyak negara di belahan dunia.
Diungkapkan juga olehnya bahwa Ekonomi Hijau akan menjadi arah yang diambil untuk pengembangan ekonomi di Indonesia, sesuai dengan apa yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2025-2045 oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
"Langkah itu diambil karena memang manfaatnya banyak, Kota Sirkular bisa menjadi langkah positif dalam penyelesaian permasalahan lingkungan, selain itu juga bisa melahirkan potensi aktivitas ekonomi yang baru dan menambah lapangan pekerjaan," terangnya.
Tujuan dari penelitian ini sendiri adalah untuk menambah kajian mengenai Ekonomi Sirkular secara umum, karena untuk penerapannya di Indonesia belum memiliki regulasi terstruktur.
Padahal dengan adanya regulasi juga bermanfaat untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya ekonomi sirkular.
"Inisiatif-inisiatif (ekonomi sirkular) sudah muncul, namun sekarang belum ada konsep dan kebijakan operasional yang membahas mengenai ekonomi sirkular itu seperti apa dan harus bagaimana? Pertanyaan inilah yang menjadi dasar dari riset ini," terang Didit.
Dalam penelitian yang masuk dalam kajian bagian dari Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) tahun 2023-2024 itu, Didit berpesan untuk segera tinggalkan proses ekonomi yang bersifat linear.
"Kita harus mulai tinggalkan ekonomi linear yang asal ambil-pakai-buang, sumber daya makin habis dan sampahnya makin banyak. Ubah itu menjadi loop, prosesnya bersambung agar menjadi sirkular dan tidak terputus," ucapnya.
Masih di lokasi yang sama, adapun Adi Candra selaku pembina Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede berharap berbagai program yang sudah diterapkan di Kampoeng Pintar bisa bermanfaat dan membantu penelitian BRIN mengenai Ekonomi Sirkular itu sendiri.
"Harapannya dengan kedatangan teman-teman ke Kampoeng Pintar ini, mudah-mudahan akan semakin memberikan gambaran yang lebih cerah terkait dengan konsep ekonomi sirkular yang berkelanjutan, itu yang kami tekankan," tegas Adi.
Selaku pembina, Adi merasa program bimbingan urban farming yang sudah berjalan di Kampoeng Pintar juga merupakan salah satu upaya dalam penguatan ketahanan pangan, sekaligus juga sebagai upaya adaptasi dan mitigasi terkait perubahan iklim.
"Yang paling penting bagi kami itu bisa memberikan kemanfaatan secara terus menerus, dan masyarakat sebagai penerima akhir dari manfaat program ini bisa happy ending (berakhir bahagia)," tandasnya.
Sementara itu, Ketua Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede yakni Aseyan berterimakasih atas kehadiran BRIN dan memiliki harapan besar agar riset yang digerakkan oleh BRIN kali ini tidak berhenti menjadi riset saja, namun bisa juga mampu untuk direalisasikan.
"Khususnya untuk menunjang nilai ekonomi sirkular di akar rumput, ya seperti di Kampung saya ini, jadi tentu kami berharap riset ini terus dikembangkan dan lebih bagus jika berhasil direalisasikan," pungkas Asean.(*)
editor: trisukma
What's Your Reaction?