Tangkap Peluang Ekspor Tanaman Hias, DKPP Dorong Petani Tanaman Hias Go Internasional

“Peran Pemkot Kediri sudah bagus karena ada pelatihan seperti ini lumayan sering, bahkan tidak hanya dari DKPP sehingga dapat meningkatkan jumlah eksportir, terutama tanaman hias,” ujar Dara.

10 Jul 2024 - 21:30
Tangkap Peluang Ekspor Tanaman Hias, DKPP Dorong Petani Tanaman Hias Go Internasional
Sosialisasi Ekspor Tanaman Hias yang Digelar Pemkot Kediri (ist/adv)

Kota Kediri, SJP - Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian mendeteksi adanya potensi besar penghasil tanaman hias di Kota Kediri. Untuk itu pihaknya gencar mendorong masyarakat produsen tanaman hias untuk merambah ke kancah mancanegara.

Untuk itu DKPP Kota Kediri menggelar kegiatan Sosialisasi Ekspor Tanaman Hias, Rabu (10/7) sebagai salah satu upaya untuk memotivasi komunitas tanaman hias di Kota Kediri.

“Kami ingin mengedukasi bahwa ekspor harus kita lakukan karena potensi pertanian khususnya tanaman hias di Kota Kediri sangat besar. Di sini kita mengedukasi karena ada langkah-langkah yang harus diikuti,” tegas Moh Ridwan, Kepala DKPP Kota Kediri.

Menurut Ridwan, wilayah Kediri Raya merupakan daerah penghasil tanaman hias yang cukup besar bahkan telah menembus pasar nasional. Tak hanya itu, ia juga menilai banyak negara-negara di Asia dan Amerika yang melakukan impor tanaman hias dari Indonesia.

Dalam paparannya, Ridwan menyampaikan kepada 20 peserta sosialisasi yang berasal dari komunitas tanaman hias di Kediri Raya bahwa Pemkot Kediri telah berupaya dalam mendorong ekspor tanaman hias.

 “Perkembangan infrastruktur di Kota Kediri seperti bandara dan jalan tol yang baik mampu menunjang kegiatan ekspor tanaman hias, di samping itu kami juga mendorong masyarakat agar memanfaatkan pekarangan rumah untuk budidaya holtikultura,” jelasnya.

Hingga tahun 2024, dikatakan Ridwan, jumlah transaksi penjualan tanaman hias dari Kota Kediri telah menembus angka ribuan. Dirinya berpesan kepada calon eksportir untuk bisa mengikuti edukasi yang dilakukan DKPP.

“Di dalam proses ini kami harap ada kesabaran dari para petani tanaman hias. Kami akan terus mendampingi melalui media komunikasi yang telah dibuat. Ini akan menjadi keuntungan yang besar dan menjanjikan untuk pelaku usaha tanaman hias,” ucapnya.

Melalui kegiatan tersebut Ridwan berharap agar masyarakat semakin gencar memanfaatkan lahan pekarangan di wilayah Kota Kediri.

“Meskipun kita wilayah perkotaan tapi potensi pertanian masih sangat besar terutama melalui pemanfaatan lahan pekarangan,” tandasnya.

Pada kegiatan yang berlangsung di Aula Dinas PUPR Kota Kediri tersebut turut hadir narasumber dari Balai Karantina Hewan Ikan Dan Tumbuhan Jawa Timur dan CV Kokonat Indonesia.

Sugeng, Analisis Perkarantinaan Tumbuhan Madya Balai Karantina Hewan Ikan Dan Tumbuhan Jawa Timur mengatakan, banyak peluang ekpor tanaman hias yang biasanya diabaikan dan dianggap tidak memiliki nilai ekonomis, padahal memiliki nilai ekspor yang menjanjikan. Beberapa tanaman tersebut, seperti: Anthurium, Hoya, dan Monstera.

“Cara memulai ekspor kita menerbitkan sanitary certificate menuju negara tujuan, jadi untuk pemula harus mencari pasar dulu mencari pembeli, setelah menemukan target marketnya mencari tahu apa yang dilarang dan dicegah dari Indonesia ke negara tujuan nanti itu menjadi dasar penerbitan sanitary certificate,” terangnya.

Di samping sebagai lembaga yang menerbitkan surat kesehatan tumbuhan, pihaknya juga melakukan bimbingan kepada pengusaha tanaman hias harus merawat tanaman dengan baik.

Di samping itu Sugeng, Dara dari CV Kokonat Indonesia menjelaskan beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum memulai ekspor, antara lain, melengkapi dokumen perizinan seperti NIB, NPWP, dan surat izin edar. Setelah itu melakukan registrasi ke Kementerian Pertanian untuk mendapatkan sertifikat ekspor.

“Peran Pemkot Kediri sudah bagus karena ada pelatihan seperti ini lumayan sering, bahkan tidak hanya dari DKPP sehingga dapat meningkatkan jumlah eksportir, terutama tanaman hias,” ujar Dara.

Ia menyebut beberapa marketplace yang sering digunakan eksportir tanaman hias seperti: eBay, etsy, dan website mandiri, selain itu juga melalui media sosial Facebook, Instagram, Tiktok.

Dalam kesempatan yang sama, Agus, pebonsai asal Doko, Kediri mengaku ingin memperluas pasarnya hingga mancanegara. Pria yang sejak lima tahun menggeluti dunia bonsai itu menuturkan saat ini dirinya masih pada tahap mengumpulkan informasi seputar ekspor-impor.

“Sejauh ini pemasaran yang Saya lakukan melalui offline seperti mengikuti pameran dan langsung di toko, kalau online melalui Facebook dan Instagram. Memang saat ini belum melakukan ekspor tapi masih mempelajari ekspor-impor tanaman hias. Semoga ke depannya jangkauan pemasaran Saya semakin luas hingga dikenal di luar negeri,” tutupnya. (adv)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow