Putin Enggan Ucapkan Selamat atas Kemenangan Trump di Pilpres AS
Meskipun Trump mengungkapkan niatnya untuk mengakhiri perang di Ukraina selama kampanyenya, pihak Kremlin menegaskan bahwa AS tetap dianggap sebagai negara yang bermusuhan dengan Rusia.
Suarajatimpost.com - Kremlin memberikan respons hati-hati setelah Donald Trump kembali terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) dalam pemilu 2024. Meskipun Trump mengungkapkan niatnya untuk mengakhiri perang di Ukraina selama kampanyenya, pihak Kremlin menegaskan bahwa AS tetap dianggap sebagai negara yang bermusuhan dengan Rusia.
Juru Bicara Presiden Rusia, Dmitry Peskov, menyampaikan bahwa Presiden Vladimir Putin tidak memiliki rencana untuk mengucapkan selamat kepada Trump atas kemenangan dalam Pilpres AS 2024. Peskov mengingatkan bahwa hubungan antara Moskow dan Washington saat ini berada di titik terendah dalam sejarah.
"Mengenai ucapan selamat, saya tidak tahu rencana presiden (Putin) untuk memberi selamat kepada Trump atas kemenangannya pada pemilu," ujar Peskov, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Meskipun Trump menyatakan keinginan untuk menyelesaikan konflik di Ukraina, Peskov menambahkan bahwa Kremlin masih menunggu tindakan konkret sebagai bukti dari pernyataan tersebut. "Jangan lupa, kita berbicara tentang negara yang tidak bersahabat dan secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam perang melawan negara kita di Ukraina," tegas Peskov.
Peskov juga menegaskan bahwa AS memiliki peran penting dalam mengakhiri konflik Ukraina, namun Kremlin akan menilai langkah-langkah yang diambil setelah pelantikan Trump pada Januari 2025. "Kami telah berulang kali mengatakan bahwa AS memiliki kemampuan untuk berkontribusi dalam mengakhiri konflik ini. Kita akan lihat setelah pelantikan presiden AS pada Januari nanti," tambahnya.
Sebelumnya, Putin pernah menyatakan bahwa siapa pun yang terpilih menjadi presiden AS, tidak akan mengubah kebijakan Rusia terkait hubungan dengan Washington. Kementerian Luar Negeri Rusia juga menyoroti adanya sikap anti-Rusia yang bersifat bipartisan di kalangan elit politik AS, yang bertujuan membatasi pengaruh Rusia di dunia internasional.
"Rusia akan bekerja sama dengan pemerintahan baru setelah resmi menduduki Gedung Putih dengan tetap mempertahankan kepentingan nasional Rusia," demikian pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Rusia.
Di sisi lain, Kepala Dana Investasi Rusia, Kirill Dmitriev, memberikan komentar yang sedikit lebih optimistis. Dmitriev, yang pernah bekerja di Goldman Sachs dan memiliki hubungan dengan tim Trump, menyatakan bahwa kemenangan Trump bisa membuka peluang baru untuk memperbaiki hubungan antara Rusia dan AS.
"Ini membuka peluang baru hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat," kata Dmitriev, menunjukkan potensi perbaikan dalam hubungan kedua negara di bawah kepemimpinan Trump. (**)
sumber: beritasatu.com
Editor: Ali Wafa
What's Your Reaction?