Perempuan Difabel Usaha Jastip, Dinsos Jember Beri Apresiasi Lewat Pelatihan Bisnis Profesional
Tujuan diberikan bantuan lewat pelatihan bisnis dan bukannya berbentuk materi. Kata Helmi, bertujuan untuk semakin mengembangkan potensi bisnis yang dimiliki Mia.
Kabupaten Jember, SJP- Viral di medsos tentang adanya perempuan difabel bernama Wadi'ah Rabbil Izzati (23) yang mandiri dan menjalankan usaha jasa titipan (jastip) bersepeda.
Terkait hal itu, Pemkab Jember lewat Dinas Sosial (Dinsos) setempat, memberikan apresiasi dan akan memberikan pelatihan khusus bagi perempuan yang akrab disapa Mia itu.
Menurut Kepala Dinsos Sosial Jember Ahmad Helmi Luqman, perempuan warga Lingkungan Karangbaru, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Sumbersari, Jember itu akan dibantu dengan pelatihan untuk mengembangkan usaha jasa kurir yang sedang dijalani agar lebih memberikan manfaat dan lebih profesional digarap.
"Beberapa hari yang lalu, rekan-rekan memang kami tugaskan untuk assesment ke rumah mbak Mia. Mia ini insiprasi buat yang lain untuk bisa mempunyai semangat hidup untuk berusaha dan berkreasi untuk dirinya sendiri menjadi mandiri," kata Ahmad Helmi Luqman, Rabu (3/7).
Bantuan yang akan diberikan guna mengembangkan bisnis dan usaha yang dijalani oleh perempuan anak pertama dari empat bersaudara itu.
Kata Helmi, dilakukan lewat pelatihan usaha yang akan dijalani oleh Mia.
"Tapi pelatihan ini akan kita pertimbangkan secara baik. Mengingat mbak Mia kan masih menjalani perkuliahan. Kan saat ini semester 6. Sedangkan pelatihan itu membutuhkan waktu 3 bulan, khawatir mengganggu kuliahnya," ujar Helmi.
"Sehingga mungkin untuk mudahnya pelatihan yang diikuti. Kami (Dinsos Jember) akan berkoordinasi dengan Karang Taruna Pemkab Jember yang bergerak di bidang bisnis. Memberikan pelatihan awal terkait usaha jastip yang dijalani," sambungnya.
Pelatihan yang dimaksud, lebih lanjut Helmi menjelaskan, terkait pengelolaan bisnis kurir yang dijalankan. Apakah sudah sesuai dengan biaya atau tarif jasa yang ditawarkan.
"Memanage (mengelola dan mengatur) usaha seperti apa. Jangkauan marketingnya, maupun apabila usaha ini dikembangkan, bagaimana nanti diedukasi siapa tahu merekrut pegawai atau teman-temannya untuk menjalankan usahanya. Apabila dia bekerja dengan teman-temannya bagaimana cara membagi hasilnya," beber Helmi.
Tujuan diberikan bantuan lewat pelatihan bisnis dan bukannya berbentuk materi. Kata Helmi, bertujuan untuk semakin mengembangkan potensi bisnis yang dimiliki Mia.
"Supaya nanti bisa diajari bagaimana caranya berbisnis. Karena semangatnya luar biasa. Tinggal kita memoles, jadi biar terarah nantinya dan ada teman, supaya tidak sendiri. Tugas kita mengarahkan dan memfasilitasi apabila ada yang harus kita fasilitasi," ucapnya.
"Fasilitas-fasilitas ini nanti akan dikoordinasikan dengan CSR, bukan disumbang secara materi, tapi bagaimana caranya supaya dia bisa mengembangkan usahanya," sambungnya.
Mia ingin mandiri lewat menjalankan usaha jastip dengan bersepeda. Tarif yang dipatok Mia untuk jasa kurir yang ditawarkan terbilang murah yakni pada kisaran Rp 5-8 ribu sekali mengirimkan pesanan.
Mia tidak mempertimbangkan jarak, ataupun bobot barang pesanan jastip yang diantarnya bersepeda. Mia berdalih, dia menjalankan usaha atas dasar senangnya berjalan-jalan sembari memiliki usaha.
Dengan kondisinya yang difabel sulit berbicara lancar, dan berjalan dengan kaki yang berbentuk huruf O. Mia tidak minder ataupun malu, komentar dari netizen di banyak medsos menunjukkan apresiasi positif atas usaha atau bisnis yang dilakoni Mia.(*)
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?