KONI Kota Batu Butuh Bapak Asuh untuk 41 Cabor
KONI menilai para pengusaha lokal dapat menjadi solusi untuk menyuntikkan dana tambahan ke cabor-cabor yang ada. Dengan begitu, keterbatasan anggaran dari pemerintah tidak akan menghambat perkembangan olahraga di Kota Batu.
Kota Batu – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Batu menghadapi tantangan besar dalam mengelola 41 cabang olahraga (cabor) di wilayahnya.
Dengan anggaran yang hanya mencapai Rp 5 miliar pada tahun 2024, Ketua KONI Kota Batu, Sentot Ariwahyudi, menyatakan, pihaknya membutuhkan dukungan tambahan untuk memastikan keberlangsungan pembinaan olahraga di Kota Batu.
"Kami memiliki 41 cabor, sementara anggaran yang diberikan Pemkot Batu terbatas. Oleh karena itu, kami mendorong adanya konsep 'bapak asuh' bagi setiap cabor," ujar Sentot.
Ia menjelaskan bahwa bapak asuh ini akan dicari dari kalangan pengusaha di Kota Batu, dengan memanfaatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk membantu kebutuhan masing-masing cabor.
Lebih lanjut, Sentot menilai para pengusaha lokal dapat menjadi solusi untuk menyuntikkan dana tambahan ke cabor-cabor yang ada. Dengan begitu, keterbatasan anggaran dari pemerintah tidak akan menghambat perkembangan olahraga di Kota Batu.
"Melalui konsep ini, kami berharap para pengusaha dapat mengambil peran aktif sebagai bapak asuh untuk membantu kebutuhan masing-masing cabor, mulai dari peralatan, pembinaan atlet, hingga mendukung mereka dalam kompetisi.
Sementara itu, gagasan ini mendapat dukungan dari Khamim Tohari, anggota DPRD Kota Batu. Ia bahkan menyebut bahwa kolaborasi dengan pengusaha melalui mekanisme bapak asuh adalah langkah strategis untuk mendongkrak prestasi atlet Kota Batu.
“Kami mendukung penuh ide ini dan mendorongnya melalui regulasi yang akan dibicarakan bersama eksekutif. Apalagi, dalam masa kepemimpinan baru, saya rasa ini bisa direalisasikan,” ujar Khamim.
Terlebih atlet KONI di Kota Batu juga membeberkan pencapaian para atlet Kota Batu yang telah menorehkan prestasi di tingkat nasional dan internasional, seperti atlet sepeda, paralayang, hingga atlet-atlet yang membawa medali di Pekan Olahraga Nasional (PON).
"Mereka ini aset daerah yang harus dijaga. Dengan keterlibatan pengusaha, kita bisa memberikan dukungan lebih untuk mereka. Karena dengan anggaran yang terbatas itu mereka bisa sangat bersinar, apalagi ketika pengusaha ikut mendukung," pesannya.
"Ini bukan hanya soal anggaran, tetapi juga soal komitmen bersama untuk membangun olahraga di Kota Batu. Anak-anak kita sudah membuktikan mereka mampu berprestasi, kini giliran kita mendukung mereka,” tutup Khamim. (adv)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?