H-1 Lebaran, Kebutuhan Pokok Kota Batu Masih Mahal

Untuk mengintervensi penurunan harga, Pemerintah Kota (Pemkot) Batu telah berupaya agar masyarakat bisa menjangkau harga-harga kebutuhan pokok dengan mudah. Selain itu, juga mengupayakan adanya ketersediaan stok.

09 Apr 2024 - 06:15
H-1 Lebaran, Kebutuhan Pokok Kota Batu Masih Mahal
Salah stu pedagang pasar di Kota Batu (Arul/SJP)

Kota Batu, SJP - Tingginya harga beberapa komoditi kebutuhan pokok di Kota Batu terpantau masih bertahan hingga H-1 lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah.

Kabid Perdagangan Diskumdag Kota Batu Nurbianto mengatakan pada Selasa (9/4/2024) harga telur ayam ras masih berkisar Rp 32.000 setiap kilogram, kemudian beras premium dan gula sekitar Rp 17.000 setiap kilogram, daging ayam broiler Rp 38.000 setiap kilogram, dan cabe merah Rp 40.000 setiap kilogram.

"Ini kami dapatkan datanya dari tim di lapangan, peningkatan harga yang terjadi karena melonjaknya permintaan dari masyarakat dan terutama pada komoditi sembako terutama, karena memang ada peningkatan permintaan yang melonjak tinggi pada saat bulan menjelang puasa, menjelang puasa, dan menjelang lebaran," paparnya.

Sehingga, kondisi tersebut membuat adanya stok kebutuhan pokok yang dinilainya agak sedikit langka. Hal ini ditambah dengan adanya program-program bantuan sosial seperti pemberian sembako gratis di tahun politik. 

Untuk mengintervensi penurunan harga, Pemerintah Kota (Pemkot) Batu telah berupaya agar masyarakat bisa menjangkau harga-harga kebutuhan pokok dengan mudah. Selain itu, juga mengupayakan adanya ketersediaan stok. 

"Kami melaksanakan dua hal, yakni operasi pasar dan pasar murah yang dilakukan mulai sebelum bulan puasa kemarin hingga minggu ini masih kita lakukan terakhir di Sidomulyo kemarin, dan Alhamdulillah tanggapan dari masyarakat positif, setiap kami membawa lima ton beras dan selalu habis," jelasnya. 

Sedangkan, untuk kontrol ke pedagang dilakukan ke pasar-pasar rakyat dan toko-toko yang bisa kita jangkau melalui petugas pencacah harga dengan selalu menanyakan kepada para pedagang jika harga naik, dan sekaligus mengawasi untuk tidak sengaja meningkatkan harga penjualan kebutuhan pokok dengan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. 

"Sehingga ketika harganya dijual tidak wajar kita selalu bertanya, HET-nya (Harga Eceran Tertinggi) jual segini kenapa jualnya segini, nah itu sebagai bahan kita untuk mendeteksi kalau akan terjadi kenaikan harga kebutuhan pokok," pungkasnya. (*)

Editor: Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow