Bocah 13 Tahun Putus Sekolah Karena Rawat Sang Ayah Penderita Stroke
Terkait kondisi yang dialami Purnomo dan anak bungsunya Arju, kelompok Relawan Mandiri Ben Seromben berusaha memberikan perhatian dan bantuan.
Kabupaten Jember, SJP- Seorang bocah di Jember bernama Arju Ridhollah (13) rela putus sekolah demi merawat ayah kandungnya Purnomo Kasidi (52) yang terserang stroke.
Arju putus sekolah saat duduk di kelas 4 SD dimana warga Dusun Gempal, Desa Kertosari, Kecamatan Pakusari, Jember itu merawat bapaknya seorang diri sekaligus memenuhi kebutuhan bapaknya dari makan hingga buang air besar (BAB), serta kebutuhannya sendiri selama duatahun terakhir.
Arju dan ayahnya tinggal berdua di rumahnya berukuran kurang lebih 6x8 meter dengan kondisi tidak layak huni dan atap yang hampir ambruk.
Arju punya dua kakak kandung, bernama Ramdani (30) dan Fitria (19) yang sudah tidak tinggal bersama mereka karena sudah berkeluarga dan sibuk bekerja.
"Untuk BAB saya bantu bapak. Tapi karena kita tidak punya kamar mandi. Kalau BAB di sana," kata Arju sembari menunjuk lantai keramik di bangunan rumahnya yang sudah tidak layak huni, Selasa (2/4).
"Setelah BAB nanti saya siram dan bersihkan dengan air, yang saya minta di tetangga. Saya ambil airnya pakai timba dan bawa ke rumah untuk kebutuhan," ceritanya.
Arju mengaku tidak jijik saat harus membersihkan kotoran bapaknya yang sudah tidak bisa beraktivitas normal karena stroke yang semakin parah.
"Saya gak jijik, kan bapak saya sendiri. Kasihan bapak. Saya juga sudah tidak sekolah. Kasihan bapak sendirian kalau saya sekolah. Saya sudah tidak punya ibu, meninggal tahun 2016 dulu. Saya yang merawat bapak sejak itu," ujarnya dengan wajah sayu.
Ditanya dimana keberadaan dan alasan dua orang kakaknya yang tidak ikut merawat bapak kandungnya. Arju hanya menjawab jika kedua kakak kandungnya itu tinggal jauh dari tempat tinggalnya.
"Kakak saya rumahnya jauh. Semua sudah nikah. Mas Ramdani rumahnya di Gunung Raung, kalau Mbak Fitria tinggal ikut suaminya di Kepatihan (Kecamatan Kaliwates)," ucapnya.
"Mereka katanya sibuk kerja. Ke sini sebentar, ngantar makanan dan cuma bersih-bersih. Setiap hari saya menyiapkan makan untuk bapak, cuci bajunya juga. Saya bisa masak, terong dan sambal makan," jawabnya dengan lugu.
"Kalau bapak sembuh, saya mau sekolah lagi. Kasihan bapak kalau sakit," ucapnya.
Sementara itu Purnomo Kasidi mengaku sakit stroke setelah sebelumnya memiliki riwayat penyakit darah tinggi.
"Saya seperti ini sudah 2 tahunan. Katanya terlalu banyak makan ikan. Istri saya dulu juga sakit dan meninggal tahun 2016," ujar Purnomo dengan susah berbicara karena penyakit stroke yang dideritanya.
"Katanya saya sakit ini, karena terlalu banyak makan ikan," sambungnya.
Ditanya anak-anaknya, Purnomo mengaku, memiliki tiga orang anak.
"Anak pertama (tinggal) di Gunung Raung, yang kedua tinggal di (pusat kota) Jember. Yang pertama dan kedua sudah menikah semuanya, tapi semuanya tidak ada perhatian sama sekali," ucapnya sembari menangis.
"Mereka tahu saya sakit, tapi karena keadaan saya seperti ini saya ditinggal. Tadi sempat jenguk terus pergi. Saya dulu kerjanya kuli pasir. Hanya Arju ini yang merawat dan tinggal sama saya," sambungnya.
Terkait kondisi yang dialami Purnomo dan anak bungsunya Arju, kelompok Relawan Mandiri Ben Seromben berusaha memberikan perhatian dan bantuan.
"Kami mendapat laporan ada bocah umur 13 tahun yang bertahun-tahun merawat bapaknya sakit stroke. Saat sampai di sini kami kaget, kondisinya memperihatinkan," kata Ketua Relawan Mandiri Ben Seromben Maya Cendrawasih.
Dari informasi yang didapat tentang kondisi Arju dan bapaknya, Maya mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinkes, Dinsos, dan BPBD Jember.
"Kemarin dari Dinkes datang memeriksa kondisi kesehatan Pak Purnomo, kemudian dari Dinsos disampaikan sudah mendapat bantuan pemerintah dan juga sudah tercatat sebagai penerima bantuan BLT juga program lain dari pemerintah. Dari BPBD Jember juga memberikan bantuan," ulasnya.
Terkait penanganan bantuan bagi anak dan bapak ini, lebih lanjut akan dilakukan bedah rumah, dan juga terutama membantu Arju untuk dapat sekolah lagi. Juga memulihkan kondisi sakit bapaknya.
"Tapi itu semua proses, kami juga masih mencari donasi untuk bedah rumah, juga kebutuhan lain di luar yang dari bantuan pemerintah. Karena untuk penanganan tidak cukup hanya berupa uang, tapi bantuan lain untuk masa depan anak ini," jelasnya. (*)
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?