Kisah Inspiratif: Tukang Rumput dan Jagal Hewan Berangkat Haji Setelah 13 Tahun Menabung
Perjalanan Paridjan dan Kasriyatun menuju baitullah pada musim haji 20424 ini tidaklah mudah. Penghasilan pasangan itu dirasa pas-pasan dari mencari rumput dan pemotongatau jagal hewan seringkali muncul keraguan untuk dapat tunaikan ibadah haji keduanya.
Surabaya, SJP- Musim haji 2024 menjadi momen istimewa bagi Paridjan (65) dari Lamongan. Setelah 13 tahun menabung dengan penuh kegigihan, Paridjan, seorang tukang rumput dan jagal hewan, akhirnya mewujudkan mimpinya untuk menapaki tanah suci Mekkah bersama sang istri, Kasriyatun.
Perjalanan Paridjan dan Kasriyatun menuju baitullah pada musim haji 20424 ini tidaklah mudah. Penghasilan pasangan calon jemaah haji (CJH) 2024 dirasa olehnya pas-pasan dari mencari rumput dan pemotong/jagal hewan seringkali muncul keraguan untuk dapat tunaikan ibadah haji keduanya.
Namun, tekad kuat dan keyakinan yang tak pernah padam membuat doa keduanya terkabul untuk menunaikan ibadah haji.
"Setiap bulan, saya berusaha menyisihkan uang untuk ditabung, meskipun jumlahnya tidak selalu sama, tergantung penghasilan," ujar Paridjan dengan penuh kesabaran.
Dorongan utama Paridjan untuk menabung haji datang dari sang istri. Melihat tetangga-tetangga yang sudah berangkat haji, Kasriyatun pun memupuk mimpi untuk melakukan hal yang sama.
"Suatu hari istri saya bilang ingin haji seperti tetangga, tapi dia pesimis karena penghasilan kita kecil," kenang Paridjan.
"Namun, saya yakinkan dia bahwa kalau Allah menghendaki, pasti ada jalannya. Haji itu panggilan, bukan soal uang," terangnya penuh yakin.
Dengan kegigihan dan ketekunan, Paridjan tak hanya mencari rumput, tetapi juga bekerja sebagai tukang jagal hewan untuk menambah penghasilan. Setiap rupiah yang didapatnya, ia tabung dengan penuh harapan mulai Rp 50 ribu disisihkan.
Laki-laki 65 tahun itu terus berucap syukur lantaran dirinya berangkat haji bersama istrinya, Kasriatun (65). Paridjan mengaku dorongan untuk naik haji itu berasal dari sang istri.
"Kami betrdua hanya bekal do'a dan usaha dari hasil mengais rezeki lalu disisihkan menabung dengan mulai pendapatan dari Rp 50 ribu kami kumpulkan," akunya.
Usaha dan doa Paridjan dan Kasriyatun pun dikabulkan. Setelah 6 tahun menabung, mereka berhasil mendaftar haji pada tahun 2011. Penantian panjang selama 13 tahun terbayar lunas di tahun 2024. Paridjan dan Tasriyatun berangkat haji bersama kloter 7 dari Lamongan.
Sekertaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya, Abdul Haris menambahkan, kisah inspiratif Paridjan dan Kasriyatun menjadi bukti nyata bahwa dengan tekad, kerja keras, dan keyakinan yang kuat, mimpi sebesar apapun dapat diraih, bahkan bagi mereka yang berasal dari latar belakang sederhana.
"Perjalanan mereka menjadi pengingat bagi kita semua bahwa keterbatasan finansial tidak menjadi penghalang untuk menggapai cita-cita dan menunaikan ibadah haji," tutupnya.(*)
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?