Meski Banjir Surut, Masyarakat Terdampak di Dringu Probolinggo Butuh Bantuan
Banjir yang terjadi pada Sabtu (09/03) lalu telah menyebabkan lumpur dan sampah menumpuk di halaman dan rumah-rumah warga, menyebabkan kerusakan yang cukup parah
Probolinggo, SJP - Sampai saat ini dampak atas banjir yang terjadi di Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo masih dirasakan oleh warga.
Apalagi, kondisi itu masih belum benar-benar pulih di tengah bulan Ramadan.
Warga sekitar lokasi banjir sampai saat ini masih membutuhkan bantuan relawan, pakaian, dan obat-obatan untuk membantu mereka pulih dari bencana alam yang menimpa mereka.
Banjir yang terjadi pada Sabtu (09/03) lalu telah menyebabkan lumpur dan sampah menumpuk di halaman dan rumah-rumah warga, menyebabkan kerusakan yang cukup parah.
Pemkab Probolinggo bersama Forkopimda sebelumnya telah melakukan kerja bakti massal untuk membersihkan daerah terdampak banjir, namun upaya tersebut masih dirasa belum maksimal.
Salah satu warga yang terdampak adalah Edi Priyanto (45), yang rumahnya mengalami kerusakan parah akibat banjir.
Dinding rumahnya jebol dan isi rumahnya hancur akibat terjangan banjir.
Edi mengungkapkan bahwa ketinggian air mencapai 1 meter 20 dari dalam rumahnya, memaksa dia dan keluarganya mengungsi ke bangunan sekolah di depan rumah mereka.
Edi berharap dapat mendapatkan bantuan pakaian dan obat-obatan untuk membantu mereka dalam menghadapi situasi sulit ini.
Barang-barang berharga miliknya telah terbawa arus banjir, termasuk barang elektronik dan barang penting lainnya.
Hal senada disampaikan Solihin, warga rata-rata membutuhkan pakaian layak pakai.
"Banyak yang membutuhkan pakaian layak pakai, selimut termasuk obat-obatan," harapnya Rabu (13/03).
Saat ini warga di daerah terdampak banjir masih terus melakukan upaya pembersihan di rumah masing-masing karena minimnya relawan yang datang membantu.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo, Oemar Syarif, menyebutkan bahwa beberapa kecamatan di daerah tersebut terdampak banjir, termasuk Kecamatan Dringu, Leces, Tongas, dan Pakuniran.
Banjir terparah terjadi di Kecamatan Dringu, dengan empat desa terdampak parah, yaitu Desa Kedungdalem, Desa Kalirejo, Desa Dringu, dan Desa Tegalrejo. BPBD mencatat bahwa terdapat 3.109 keluarga yang terdampak banjir di Dringu.
Situasi ini menuntut kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak untuk membantu warga yang terdampak banjir.
Bantuan relawan, pakaian, dan obat-obatan sangat dibutuhkan untuk membantu warga pulih dari bencana ini. (*)
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?