Kala Senja Lestari, Film Pendek Karya SMAN 9 Yang Ikut Lomba Tingkat Nasional

Surabaya, SJP - Kala Senja Lestari, merupakan judul film pendek buatan siswa SMA Negeri 9 Surabaya yang dilombakan dalam kompetisi film pendek Nasional yang diadakan oleh Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) untuk tingkat SMA/SMK sederajat.

Vivin Ariyanti selaku pembina ekskul jurnalis sekaligus guru bimbingan konseling (BK) di SMAN 9 Surabaya juga ikut berpartisipasi menjadi pemeran di film Kala Senja Lestari.

"Awalnya sebenarnya kelompok jurnalis di SMAN 9 itu hanya sebuah komunitas karena tidak ingin bersifat terlalu formal, namun karena bertambahnya siswa yang tertarik akhirnya tahun ini diresmikan menjadi ekskul," jelas Vivin (15/9/2023).

Vivin mengungkapkan bahwa partisipasi SMAN 9 Surabaya dalam kompetisi ini adalah inisiatif dari para siswa, dan selama para siswa mampu dan tidak menggangu pembelajaran pihak SMAN 9 akan memberi dukungan.

"Dalam proses pembuatan film, para siswa juga mendapat bimbingan dari profesional di bidang akting, yaitu Teddy Ferian yang kebetulan kenal dengan siswa yang menjadi sutradara film Kala Senja Lestari," lanjut Vivin.

Vivin hanya berharap bahwa semangat dan langkah baik ini tidak putus ditengah jalan, karena di beberapa tahun terakhir SMAN 9 sempat vakum dan mengalami masa penurunan minat untuk berkompetisi.

Sementara itu Fikri Ramadhan selaku siswa kelas 11 SMAN 9 yang menjadi sutradara film Kala Senja menjelaskan, perlombaan yang diikuti adalah Festival Lomba Film skala nasional bertajuk Anti-Corruption Film Festival (ACFFest) yang diadakan oleh KPK sejak tahun 2013.

"ACFFest sudah dimulai sejak 5 Mei 2023 lalu, dan kami mulai melakukan perancangan skrip sejak 28 juli 2023, sekarang masih dalam proses editing dan nanti akan di upload pada batas waktu yang ditentukan yakni 8 oktober, jadi sekitar 2 bulan proses pembuatan," tutur Fikri mengenai tahapan perlombaan.

Fikri memberikan sedikit gambaran mengenai jalan cerita Kala Senja Lestari, yaitu menceritakan tentang kisah pasangan calon Osis yang melakukan kecurangan dalam proses pemilihan yang didalamnya juga tersirat berbagai pesan.

"Saya sangat senang karena dengan adanya lomba ini teman-teman mampu membuka minat bakat mereka serta mendapat pengalaman untuk belajar di bidang perfilman Indonesia," ungkapnya mengenai kehadiran ACFFest.

Fikri merasa bahwa keikutsertaan SMAN 9 Surabaya dalam lomba ACFFest sangatlah membanggakan karena di tingkatan SMA sederajat baru SMAN 9 saja yang pernah melombakan karya film pendek di perlombaan dengan skala nasional.

"Jujur awalnya saya pesimis karena perfilman di Surabaya ini kurang. Namun ternyata banyak teman-teman yang tertarik dan berpotensi, akhirnya kami berkomitmen untuk membuat film ini meski dalam pembuatannya harus berdarah-darah," ucapnya kepada suarajatimpost.com.

Fikri berharap setelah adanya perlombaan seperti ini akan ada sebuah dorongan untuk memajukan perfilman Indonesia pada masa mendatang, terutama di Kota surabaya dan terus ditingkatkan hingga skala nasional. (*)

Pewarta : Ryan Ramadhan
Editor : Queen Ve