Diduga Kelelahan, KPPS di Kota Malang Meninggal Dunia
Total di Jawa Timur ada sebanyak 8 orang penyelenggara pemilu 2024 yang meninggal dunia, dan jumlah tersebut jauh jika dibandingkan dengan insiden serupa pada gelaran Pemilu tahun 2019.
Kota Malang, SJP - Setelah adanya kabar duka tentang meninggalnya anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 07, Desa Ngadirejo, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, pada Kamis (15/2/2024) kemarin.
Selang beberapa jam juga ada kabar duka tentang adanya KPPS yang meninggal dunia, kali ini datang dari wilayah Kota Malang.
Meninggalnya seorang Ketua di TPS 20 Kelurahan Polehan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang bernama Sigit Widodo, yang diduga meninggal dunia karena kelelahan usai bertugas dalam pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Mendiang Sigit Widodo meninggal dunia pada Kamis, 15 Februari 2024 kemarin, usai bertugas sebagai Ketua KPPS dengan menyiapkan segala kebutuhan pemungutan dan penghitungan suara untuk Pemilu 2024.
Mengetahui hal tersebut, Pj Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM langsung takziah ke rumah duka, untuk menyampaikan rasa duka cita atas insiden meninggalnya salah satu ketua KPPS itu.
"Yang saya tahu, beliau ini meninggal setelah menjalankan tugasnya. Jadi setelah semua perhitungan terkirim kemudian beliau membantu membereskan TPS nya," ucapnya, saat ditemui awak media usai takziah di rumah duka, Jumat (16/2/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Pemkot Malang juga sekaligus menyerahkan bantuan. Rencananya, ia juga masih akan berkoordinasi dengan Sekda Kota Malang untuk kemungkinan ada bantuan lain yang diberikan.
"Setelah ini juga nanti kita akan ngomong ke pak sekda kira kira ada bentuk yang lain yang ingin disampaikan, yang diupdate. Tapi ini kan jualan bakso, nanti kita akan kordinasikan dengan pak sekda dan teman-teman," jelasnya.
Di sisi lain, saat pelaksanaan Pemilu pada Rabu (14/2/2024) kemarin, dirinya juga telah memastikan bahwa di setiap tempat pemungutan suara (TPS) telah disiagakan tenaga kesehatan (nakes). Hal itu juga terus ia koordinasikan bersama Ketua KPPS saat dikinjungi.
"Karena untuk pendampingan dan saya selalu cek ketua KPPS apakah sudah punya nomernya nakes, kemudian saya juga cek pada nakes apakah sudah punya nomernya ketua KPSS, semua sudah siap," terangnya.
Tidak hanya nakes saja, Pemkot Malang juga telah menyiagakan ambulan, yang sewaktu-waktu dapat dihubungi jika ditemui keadaan darurat di TPS. Ia pun mengatakan peristiwa itu menjadi duka bagi seluruh masyarakat di tengah berlangsungnya pesta demokrasi.
"Dan kejadian memang kejadian ini setelah selesai. Ya mungkin kelelahan dll, tetapi ini bagian dari kita untuk memberikan bantuan pada almarhum," tegasnya.
Para petugas KPPS ini nantinya akan bertugas hingga 25 Februari 2024. Selama itu, pula mereka berada dalam kewenangan dan tanggung jawab Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Sementara itu, Komisioner KPU Jatim, Rochani mengatakan, total di Jawa Timur ada sebanyak 8 orang penyelenggara pemilu yang meninggal dunia. Menurutnya, jumlah tersebut jauh jika dibandingkan dengan insiden serupa pada gelaran Pemilu tahun 2019.
"Jadi ada dari linmas, KPPS, bahkan saksi parpol dan pemilih juga ada yang meninggal di hari H pemungutan suara," imbuhnya.
Berdasarkan data yang ia sampaikan, pada gelaran Pemilu 2019 lalu ada sebanyak 87 anggota penyelenggara pemilu yang meninggal dunia. Dirinya pun berharap bahwa tidak ada lagi anggota penyelenggara pemilu yang meninggal pada Pemilu tahun 2024 ini.
"Kami sangat berharap agar tahun ini angka (KPPS) meninggal hanya berhenti di 8 ini saja. Tapi kami tetap melakukan pemantaun di Jawa Timur," pungkasnya. (*).
Editor: Rizki Ardian
What's Your Reaction?