Pj Gubernur Jatim Imbau Masyarakat Antisipasi Bencana Hidrometeorologi
Pj. Gubernur Jatim Adhy Karyono mengimbau masyarakat waspada bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor di musim hujan ini, sembari memastikan BPBD siap siaga dan anggaran BTT tersedia.
SURABAYA, SJP - Pada bulan November 2024, beberapa daerah di Jawa Timur termasuk Kota Surabaya, mulai dilanda hujan. Menanggapi fenomena ini, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono mengimbau masyarakat supaya berhati-hati akan terjadinya bencana hidrometeorologi.
"Perubahan cuaca yang kurang bagus kali ini penting untuk dijaga kesehatan. Selain itu apabila ada bencana, kalau ada tanah longsor, maupun banjir bandang, kita mengimbau masyarakat untuk hati-hati," ujar Adhy usai melepas Kafilah MTQ VII KORPRI Tingkat Nasional 2024, di Kantor BKD Jatim, Surabaya, Sabtu (2/11/2024).
Pj Gubernur Adhy juga mengimbau kepada seluruh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten/kota di Jawa Timur maupun relawan bencana, untuk bersiap-siap melakukan antisipasi.
"Kami menginstruksikan untuk mengirim air, kepada daerah yang kekeringan, sedangkan untuk wilayah yang berpotensi dilanda banjir, kita akan persiapan lokasi penanggulangan bencana," ungkapnya.
Untuk mengantisipasi adanya bencana hidrometeorologi, Adhy membeberkan, Pemprov Jatim sudah menetapkan alokasi anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) jika terjadi bencana.
"Dan kita sudah mulai salurkan kemarin ke Trenggalek yang kejadian ambruk jembatan, sudah ditinjau dan saya sudah putuskan untuk dibantu secepatnya, maksimum 40 hari sudah kita selesaikan," beber Adhy.
"BTT sekitar 50 miliar masih ada. Itu cukup ya, kalau untuk hanya waktu 2 bulan ini sangat cukup ya," sambungnya.
Adhy menuturkan, skala pembiayaan BTT kisarannya tergantung daerah kabupaten/kota yang tertimpa bencana. Kalau untuk rehabilitasi rumah tergantung jumlahnya juga.
"Seperti halnya Bawean kemarin, saya cek juga, kan karena dibagi kewenangannya. Tapi rumah mungkin terlambat karena tugasnya BNPB karena jumlahnya besar. Kalau jumlahnya kecil masih bisa kita tangani untuk rehabilitasi rumah," ungkap Adhy.
Terkait bencana hidrometeorologi, Adhy menanggapi, sebetulnya lebih banyak terjadi saat ini karena curah hujan sudah mulai akan tinggi, sementara tanah yang sudah kering, tandus tidak akan banyak menahan air, maka kemungkinan akan adanya longsor, banjir, maupun banjir bandang yang memang daya dukung alam yang sudah tidak kuat lagi.
"Hal itu tentu harus kita waspadai, beberapa daerah-daerah yang disangka-sangka justru malah banjir bandang. Karena memang persoalan penghijauan yang sudah mulai berkurang, daya dukung hutan yang berkurang. Yang jelas kalau hujan, yang bisa kita lakukan pemodifikasian cuaca untuk anstisipasi bencana," tutup Adhy. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?