Darurat Kekeringan, Sembilan Kecamatan di Probolinggo Butuh Air Bersih

Sembilan kecamatan itu antara lain Kecamatan Tongas, Lumbang, Kuripan, Wonomerto, Leces, Tegalsiwalan, Banyuanyar, Tiris, dan Bantaran merupakan kecamatan yang terdampak kekeringan ini.

11 Aug 2024 - 19:00
Darurat Kekeringan, Sembilan Kecamatan di Probolinggo Butuh Air Bersih
Droping air yang dilakukan BPBD Kabupaten Probolinggo untuk warga yang kekurangan air bersih (Dok. BPBD/SJP)

Probolinggo, SJP -Musim kemarau yang terjadi di beberapa daerah, rupanya juga terjadi di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur hingga mengalami krisis air bersih.

Sejak awal Agustus 2024, terdapat sembilan kecamatan di Kabupaten Probolinggo telah mengalami kekeringan yang mengkhawatirkan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo telah menetapkan status siaga darurat kekeringan dan telah mulai mengambil langkah-langkah penanggulangan yang diperlukan.

"Kesembilan kecamatan yang terdampak kekeringan sebagian besar berada di daerah pegunungan,"ujar Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Probolinggo, Oemar Sjarif pada awak media Minggu 11 Agustus 2024.

Yakni Kecamatan Tongas, Lumbang, Kuripan, Wonomerto, Leces, Tegalsiwalan, Banyuanyar, Tiris, dan Bantaran merupakan kecamatan yang terdampak kekeringan ini.

Saat ini, BPBD juga telah melakukan langkah-langkah pencegahan untuk kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Probolinggo yang berpotensi mengalami kekeringan. 

BPBD juga telah melakukan distribusi air bersih ke desa-desa yang membutuhkan serta mengirimkan peralatan penampung air seperti tandon dan jeriken ke beberapa desa terdampak.

Oemar juga mengingatkan bahwa potensi kekeringan masih bisa terjadi di 15 kecamatan lainnya di Kabupaten Probolinggo. 

Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda akan segera memasuki musim penghujan, sehingga langkah-langkah pencegahan harus terus dilakukan.

Dampak dari kemarau yang panjang ini telah membuat sejumlah mata air mengalami penurunan debit airnya.

Sebagian warga terpaksa menggunakan air sungai untuk keperluan mandi, cuci, dan keperluan sanitasi. 

Warga di Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo, misalnya, telah lama menggunakan air Sungai Pekalen untuk kebutuhan sehari-hari mereka.

"Kalau sudah musim kemarau, warga sini untuk dapat air memanfaatkan Sungai Pekalen," ujar Nasir, warga Kecamatan Banyuanyar.

Sungai Pekalen yang berhulu di lereng Gunung Argopuro membelah tiga kecamatan, yaitu Banyuanyar, Tegalsiwalan, dan Maron. 

Ketiga kecamatan ini sering mengalami kekeringan saat musim kemarau panjang, sehingga warga di sana terpaksa menggunakan air sungai sebagai sumber air utama mereka.

Menurut surat edaran yang diterima dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kemarau diperkirakan akan berlangsung hingga bulan Agustus 2024.

BPBD Jawa Timur mencatat bahwa sejak awal Agustus, ada 27 kabupaten/kota yang telah memasuki status darurat kekeringan yang salah satunya Kabupaten Probolinggo. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow