Dampak Kenaikan Harga Beras, Pedagang Lontong di Surabaya Akali Dengan Kurangi Porsi

Pedagang sangat berharap harga bahan pokok utamanya beras bisa kembali turun secepatnya, karena jika harganya tinggi dalam jangka waktu yang lama, kerugian juga akan semakin terasa.

21 Feb 2024 - 12:15
Dampak Kenaikan Harga Beras, Pedagang Lontong di Surabaya Akali Dengan Kurangi Porsi
Cak Tosim saat menyajikan lontong balap yang harus dikurangi porsinya akibat dampak dari kenaikan harga beras (Ryan/SJP)

Surabaya, SJP - Harga beras yang kembali naik sejak awal tahun 2024 juga berdampak ke berbagai pedagang makanan di Kota Surabaya, terutama pedagang lontong yang bahan baku utama dari sajian makannya adalah beras.

Cak Tosim, seorang pedagang lontong balap di Jakan Kutisari Selatan II, Surabaya itu mengaku bahwa sejak 2 minggu terakhir dirinya harus mengurangi porsi jualannya demi mengakali harga beras yang melambung.

"Saya engga mungkin naikkan harga jual per-porsi soalnya nanti pembeli juga tidak mau dan berpotensi tidak kembali, jadi cara mengakalinya ya porsinya dikurangi," ujar Tosim, Rabu (21/2/2024).

Pedagang yang melanjutkan usaha bapaknya yang terkenal dengan nama "Lontong Balap Pak Yat" itu mencontohkan, dulunya dalam satu porsi lontong balap yang ia jual berisi 10 potong, sekarang hanya menjadi 8 potong saja.

"Namanya penjual ya harus pintar-pintar putar otak, terlebih karena bahan pokok lain juga harganya tidak stabil," tuturnya.

Tosim sendiri membeli bahan dasar untuk pembuatan lontong balap di Pasar Kutisari, dan dirinya mengungkapkan bahwa harga beras disana mulai 2 minggu lalu merangkak naik dan sekarang mencapai Rp 17.000 hingga Rp 18.000 per kilogram untuk beras premium.

"Naiknya ya kira-kira 4 sampai 5 ribu, dan itu rata untuk semua jenis beras, jadi kalau beli beras premium 5 kg yang dulunya sekitar Rp 60 ribuan sekarang bisa tembus ke Rp 78 ribu," ungkap Tosim.

Meski pendapatan tidak menurun secara signifikan, Tosim sangat berharap harga bahan pokok utamanya beras bisa kembali turun secepatnya, karena jika harganya tinggi dalam jangka waktu yang lama, kerugian juga akan semakin terasa.

"Ya tentu saya harap pemerintah atau siapapun yang bertanggung jawab atas harga beras bisa segera menemukan solusi dan mengembalikan harga menjadi normal," pungkasnya. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow