Bantah Kasus Mpox di Situbondo, Kepala Dinkes Jatim Jelaskan Perbedaannya Dengan Cacar Air

Berbeda dengan cacar air, Mpox memiliki gejala berupa ruam dengan lepuhan pada wajah, tangan, kaki, mata, mulut dan/atau alat kelamin, demam, sakit kepala, pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak atau selangkangan serta nyeri otot dan lemas.

13 Sep 2024 - 21:00
Bantah Kasus Mpox di Situbondo, Kepala Dinkes Jatim Jelaskan Perbedaannya Dengan Cacar Air
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Erwin Astha Triyon (Dok. Dinkes Jatim/SJP)

Surabaya, SJP - Di tengah kekhawatiran global tentang meningkatnya kasus cacar monyet (Mpox), muncul laporan di Situbondo yang mengindikasikan adanya dugaan infeksi Mpox pada sejumlah siswa sekolah dasar. 

Kabar tersebut dibantah oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Prof. Dr. dr. Erwin Astha Triyono, Sp.PD-KPTI., FINASIM, yang merasa bahwa informasi yang sempat ramai pada September lalu itu perlu diluruskan.

Prof. Erwin menegaskan bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo telah melakukan penyelidikan epidemiologi, dan hasil penyelidikan menunjukkan tidak ada kasus Mpox di Situbondo, melainkan cacar air (varicella).

"Kasus yang ditemukan adalah cacar air, bukan cacar monyet. Ditemukan 27 siswa di salah satu sekolah dasar di Situbondo gang mengalami cacar air," jelas Erwin, Jumat (13/9).

Ia juga menjelaskan bahwa gejala cacar air meliputi ruam berisi cairan yang menyebar ke seluruh tubuh, demam, sakit kepala, dan nyeri otot. 

"Kalau Mpox gejalanya berupa ruam dengan lepuhan pada wajah, tangan, kaki, mata, mulut dan/atau alat kelamin, demam, sakit kepala, pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak atau selangkangan serta nyeri otot dan lemas," sebutnya.

Untuk mencegah penyebaran penyakit, Prof. Erwin mengingatkan masyarakat agar segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala mirip cacar air atau Mpox.

"Penanganan dini sangat penting agar tidak menulari orang lain, karena kalau cacar air dapat menular melalui kontak langsung dengan ruam pada kulit, percikan air liur (droplet) serta kontak dengan benda terkontaminasi (baju, handuk, dll)," tegas Erwin.

Selain himbauan agar masyarakat tetap tenang, Dinas Kesehatan Jawa Timur juga telah mengambil langkah pencegahan, termasuk mengalihkan pembelajaran ke metode daring dan mengedukasi siswa serta guru tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). (**)

Editor : Rizqi Ardian

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow