5 Rekomendasi Beasiswa S2 Dalam Negeri yang Harus Kamu Coba
program beasiswa S2 di dalam negeri menawarkan kesempatan yang menarik. Ketersediaan beasiswa di Indonesia cukup melimpah, dan persyaratannya pun relatif mudah dipenuhi.
Suarajatimpost.com - Bagi mereka yang berambisi melanjutkan pendidikan, program beasiswa S2 di dalam negeri menawarkan kesempatan yang menarik. Ketersediaan beasiswa di Indonesia cukup melimpah, dan persyaratannya pun relatif mudah dipenuhi. Program ini tidak hanya memberikan akses ke perguruan tinggi berkualitas, tetapi juga berpotensi meningkatkan nilai profesional setelah lulus.
Namun, calon penerima beasiswa perlu berhati-hati dalam memilih program. Pastikan untuk memilih layanan beasiswa yang memiliki sistem pengelolaan dana yang transparan dan menawarkan manfaat yang menguntungkan.
Untuk membantu kamu dalam memilih, berikut rekomendasi beberapa program beasiswa S2 dalam negeri yang layak dipertimbangkan. Catat baik-baik!
Beasiswa Program Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU)
Salah satu program beasiswa S2 dalam negeri yang patut diperhatikan adalah program PMDSU, yang dirancang khusus bagi calon dosen. Program ini dibuat oleh DIKTI untuk sarjana berprestasi yang ingin berkarier sebagai tenaga pengajar. Dengan mengikuti program ini, kamu akan terdaftar sebagai calon dosen dan mendapatkan dukungan dari DIKTI untuk pendidikan S2 dan S3.
Menariknya, program ini memungkinkan kamu meraih gelar Master (S2) dan Doktor (S3) dalam waktu empat tahun. DIKTI juga telah menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi terkemuka seperti ITB, UGM, UI, dan ITS untuk mendukung program ini. Sebagai catatan, ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi, seperti memiliki IPK di atas 3,25 dan lulus sarjana dalam tiga tahun terakhir.
Beasiswa Unggulan Kemendikbud
Untuk mendaftar, calon peserta diharuskan memiliki IPK minimal 3,00 dan melampirkan sertifikat prestasi yang diperoleh dalam lima tahun terakhir, baik di tingkat universitas, regional, maupun nasional. Sertifikat tersebut harus disertai dokumen lain, seperti transkrip nilai dan referensi dari dosen selama studi S1.
Tanoto Foundation, yang didirikan oleh pengusaha Indonesia Sukanto Tanoto bersama istrinya, fokus pada pendidikan sebagai salah satu sektor utama yang mereka jalani. Sejak berdiri pada 1981, yayasan ini telah membuka program beasiswa S2 dalam negeri yang khusus ditujukan untuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Untuk mendaftar, calon penerima harus memenuhi beberapa syarat, seperti memiliki IPK minimal 3,25, pengalaman kerja minimal dua tahun, dan terdaftar di salah satu PTN mitra Tanoto Foundation, seperti UI, ITB, IPB, atau UGM. Menariknya, program beasiswa ini terbuka untuk semua disiplin ilmu. Jika penerima dapat mempertahankan prestasi akademiknya, Tanoto Foundation akan memberikan beasiswa penuh hingga mereka meraih gelar master.
Siapa yang tidak mengenal program beasiswa LPDP? Sejak diluncurkan pada 2013, program ini telah menjadi incaran banyak pekerja dan mahasiswa. Meskipun lebih dikenal dengan program luar negerinya, LPDP juga menyediakan beasiswa S2 di dalam negeri, seperti yang tercantum di laman resminya.
Penyelenggara menawarkan berbagai jenis program, termasuk LPDP reguler, beasiswa LPDP afirmasi, beasiswa untuk pendidik, dan beasiswa untuk dokter spesialis, serta lainnya. Pendaftaran umumnya dibuka setiap tahun pada bulan April atau Mei. Namun, calon pelamar perlu bersiap menghadapi tingkat persaingan yang tinggi, karena program ini merupakan beasiswa penuh yang mencakup semua biaya hingga studi selesai.
Beasiswa Wellcome
Beasiswa S2 dalam negeri terakhir yang patut dicoba adalah program dari Wellcome. Bagi yang belum familiar, Wellcome adalah yayasan amal global yang berbasis di Inggris. Setiap tahun, yayasan ini menawarkan beasiswa S2 khusus di bidang kesehatan bagi pelajar internasional yang ingin melanjutkan pendidikan di universitas terkemuka, baik di dalam maupun luar negeri.
Mirip dengan banyak program lainnya, beasiswa ini bersifat fully funded, yang berarti mereka menanggung sepenuhnya biaya kuliah, biaya hidup, tiket perjalanan, dan biaya penelitian. (**)
Sumber : Dari berbagai sumber
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?