Lansia Jepang yang Lajang Diprediksi Meningkat pada 2050
Jepang, salah satu negara dengan masyarakat lansia paling maju di dunia, mengalami penurunan jumlah pernikahan secara terus-menerus dalam beberapa dekade terakhir karena stagnasi perekonomian yang memberikan dampak paling buruk bagi generasi muda.
Tokyo, SJP - Jumlah warga lanjut usia yang melajang di Jepang diprediksi melonjak 47% pada tahun 2050.
Riset ini dilakukan sebuah lembaga penelitian yang berafiliasi dengan pemerintah dimana hal ini menggarisbawahi beban berat yang akan ditimbulkan oleh perubahan demografi negara tersebut terhadap sistem jaminan sosialnya. .
Jumlah rumah tangga dengan satu orang diperkirakan akan mencapai 23,3 juta pada tahun 2050, atau mencakup 44,3 persen dari total rumah tangga.
Jumlah tersebut akan lebih tinggi dari 38 persen pada tahun 2020, menurut Institut Penelitian Kependudukan dan Jaminan Sosial Nasional.
Dari rumah tangga yang hanya dihuni satu orang tersebut, warga lanjut usia berusia 65 tahun ke atas kemungkinan besar akan mewakili 46,5 persen pada tahun 2050, dibandingkan dengan 34,9 persen pada tahun 2020, berdasarkan perkiraan lembaga tersebut.
Jepang, salah satu negara dengan masyarakat lansia paling maju di dunia, mengalami penurunan jumlah pernikahan secara terus-menerus dalam beberapa dekade terakhir karena stagnasi perekonomian yang memberikan dampak paling buruk bagi generasi muda.
Pandemi COVID-19 juga menghalangi orang untuk bertemu calon pasangannya dan menikah.
Hampir sepertiga pria Tokyo berusia 50-an tahun belum pernah menikah, sementara data yang dikumpulkan oleh Recruit Holdings menunjukkan 46 persen pria dan 30 persen wanita berusia 20-an tahun di Jepang belum pernah berkencan.(**)
Sumber: Reuters
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?