HIMA UNIBO Tolak Kampanye Hitam dan Penyebaran Berita Hoaks

Aksi damai ini dilakukan karena merespons ramainya aksi mahasiswa yang membagikan selebaran 'Tolak Politik Dinasti' di 800 kampus di Indonesia.

12 Jan 2024 - 12:45
HIMA UNIBO Tolak Kampanye Hitam dan Penyebaran Berita Hoaks
Puluhan mahasiswa HIMA UNIBO saat menggelar aksi damai di repan kampusnya (Foto : Humas Polres)

Kabupaten Bondowoso, SJP – Memasuki tahapan dan masa kampanye pemilu yang bakal digelar pada 14 Februari 2024 mendatang, Himpinan Mahasiwa Universitas Bondowoso (HIMA UNIBO) gelar aksi damai di depan kampus mereka pada Jumat (12/1/2024).

Puluhan mahasiswa ini kompak menyerukan untuk menolak adanya kampanye hitam penyebaran hoaks, sebagai respon dari selebaran yang disebar di kampus-kampus.

"Aksi damai kami lakukan karena merespons ramainya aksi mahasiswa yang membagikan selebaran 'Tolak Politik Dinasti' di 800 kampus di Indonesia," kata koordinator aksi, Astrid.

Mahasiswi jurusan keperawatan ini menegaskan, kampanye hitam membuat kualitas demokrasi di Indonesia rusak. 

Pasalnya, kampanye hitam bisa berupa serangan ke salah satu pihak melalui penyebaran berita bohong atau hoaks, juga wacana yang tidak berdasarkan fakta.

Ia juga menjelaskan, kampanye hitam dinilai dapat menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan penyelenggaraan Pemilu 2024.

Karena bisa membuat reaksi yang tidak tepat dan berlebihan dari tim pasangan calon yang diserang, sehingga berujung pada munculnya potensi gesekan antar masa pendukung pasangan calon.

"Kampanye hitam tentu sangat memprihatinkan dan berbahaya bagi pembangunan demokrasi mendatang. Sebab, masyarakat disuguhi informasi yang menyesatkan sebagai bahan pertimbangan mereka dalam memilih," ujar Astrid.

Dalam orasinya, mereka menegaskan jika keamanan pemilu adalah hal yang penting. Praktik-praktik kampanye hitam tentu merugikan siapa pun yang terkena serangan black campaign. 

“Utamanya bagi masyarakat awam, khususnya golongan yang menelan mentah-mentah informasi yang berkembang,” tukasnya.

Mahasiswa sebagai kaum intelektual, memiliki peran yang signifikan untuk melawan kampanye hitam. Kampanye ini harus diperangi karena berisi narasi provokatif yang menyesatkan pemilih.

Praktik kampanye hitam, lanjut dia, merusak hakikat demokrasi. Mahasiswa pun mesti secara kritis memerangi aksi tersebut lewat berbagai sarana, termasuk media sosial.
 
"Media sosial menjadi wadah penyebaran narasi kebencian. Peran media massa lah yang harus selalu objektif dalam memberikan pemberitaan dan bersikap netral dalam Pemilu 2024," pungkasnya. (*)

Editor : Rizqi Ardian

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow