Memanas, Viral Video Oknum Pimpinan Yayasan Di Bareng Jombang Ancam Polisikan Siswa
Beredar video diterima wartawan berdurasi 2 menit 22 detik pada Rabu (17/7) memperlihatkan oknum pimpinan yayasan menunjukkan sikap arogan di hadapan guru dan para siswa.
Kabupaten Jombang, SJP - Polemik pemecatan Ibu Wahyu seorang Kepala Sekolah (Kepsek) Madrasah Ibtidaiyah (MI) oleh pihak yayasan usai menjatuhkan skors kepada oknum guru makin memanas.
Beredar video diterima wartawan berdurasi 2 menit 22 detik pada Rabu (17/7) memperlihatkan oknum pimpinan yayasan menunjukkan sikap arogan dihadapan guru dan para siswa yang hendak memindahkan buku pelajaran.
"Melanggar hukum, prei sek ora oleh, tak polisekno kabeh, tak foto kabeh, prei sek, (Melanggar hukum, berhenti dulu tidak boleh, aku polisikan semua, aku foto semua, berhenti dulu)," ungkap oknum pimpinan yayasan di Bareng Jombang itu dengan nada arogan.
Selain itu, oknum pimpinan yayasan juga menyampaikan jika pak Heru adalah Kepala Sekolah bukan Kepala Yayasan, tidak berhak mengatur masalah yayasan. Terlihat dalam Video beberapa siswa mengeluarkan cletukan yang menyayangkan sikap arogan tersebut.
Sebelumnya, Guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang memberanikan diri menceritakan keluh kesah usai mendapat surat pemecatan sebagai Kepala Sekolah (Kepsek) dari pihak Yayasan.
Kepsek tersebut Wahyu, perempuan paruh baya yang sudah mengabdi puluhan tahun di Sekolah. Tiba - tiba awal Tahun 2024 mendapat surat pemecatan yang disinyalir buntut dari sikap tegasnya memberikan skors kepada oknum Guru inisial K.
Wahyu mengaku bingung, dia menskors guru laki-laki berinisial K lantaran diduga terlibat tindakan asusila di sekolah, namun malah ia yang harus dipecat dari jabatan Kepsek.
“Dia (guru yang diskors) merupakan orang yang kami anggap kuat, menjabat sebagai direktur BUMDes dan adik salah satu Kepala Dinas lingkup Pemkab Jombang,” ungkap Wahyu dalam wawancara ditulis wartawan, Minggu (14/7/2024).
Membuat Wahyu tidak terima dengan pemecatan sampai dirundung kesedihan karena usai surat pemecatan dilayangkan yayasan sebanyak 4 orang guru memilih mengundurkan diri. Bahkan sebanyak 49 siswa didik memilih untuk pindah sekolah.
“Secara psikologis anak-anak terganggu, bahkan ada video yang memperlihatkan anak-anak diintimidasi dan diancam oleh pihak oknum tidak bertanggung jawab," terang Wahyu sambil meneruskan cerita dinamika di internal Yayasan. (*)
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?