Sejarah Keluarga Baswedan di Surabaya

06 September 2023 14:00

Surabaya, SJP – Anies Baswedan merupakan salah satu bakal Calon Presiden yang akan ikut bersaing dalam pemilihan presiden 2024 tahun depan.
Semua orang pasti sudah mengenal betul nama Anies, seorang mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta sempat menjabat menjadi Gubernur DKI Jakarta periode tahun 2017-2022. Namun apa kita kenal dari mana asal muasal nama Baswedan?
Nama Baswedan sendiri memang terdengar asing dan tidak seperti nama asli orang Indonesia. Yup! Baswedan adalah nama keluarga atau etnis yang berasal dari tanah arab. Lalu bagaimana cerita awal mula kedatangan keturunaan Baswedan di Indoensia, kita simak yuk!?
“Terbukanya Terusan Suez di Mesir dulu pada pertengahan abad-19 merupakan rekam paling awal dari masuknya etnis atau keluarga Baswedan ke Indonesia, Umar Baswedan adalah etnis Baswedan pertama yang datang ke Hindia Belanda dari daerah Hadramaut, Yaman,” jelas Kuncasoro Prasetya seorang Pemerhati Sejarah dari Komunitas Begandring Soerabaja.
Dijelaskan oleh Kuncoro bahwa Umar Baswedan pertama kali datang ke Hindia Belanda (Indonesia) bertujuan untuk melakukan usaha perdagangan. Usaha tersebut bertempat di daerah Ampel, Kota Surabaya.
“Karena sudah tinggal di situ, akhirnya Umar menikah dengan Gadis Surabaya bernama Noor binti Salim, memiliki anak bernama Awad Baswedan. Awad lalu menikah dengan Aliyah binti Abdullah bin Ahmad Djarhum yang melahirkan Abdurahman Baswedan pada tahun 1908, kakek dari Anies Baswedan,” lanjut Kuncoro kepada suarajatimpost.com.
Abdurahman Baswedan atau AR Baswedan merupakan seorang pahlawan yang tercatat telah disahkan gelar kepahlawanannya oleh Presiden Joko Widodo pada Kamis 8 November 2018 di Istana Kepresidenan, Jakarta. Dalam hidupnya Abdurahman dikenal sebagai Jurnalis, anggota BPUPKI dan juga seorang Diplomat.
“Karir Abdurahman saat jadi Jurnalis itu berpindah-pindah, awalnya di Surat Kabar Sin Tip O di tahun 1932 yang membuat Abdurahman dekat dengan Partai Tionghoa Indonesia, lalu sempat di Soeara Oemoem di tahun berikutnya, kemudian Surat Kabar Matahari di tahun 1934,” tutur Kuncoro mengenai karir Abdurahman sebagai jurnalis.
Sin Tip O sendiri adalah Surat kabar Tionghoa yang arti dari namanya adalah Sinar Harapan, Soeara Oemoem adalah surat kabar milik Dr. Soetomo, sedangkan Surat Kabar Matahari adalah tempat terakhir karir Abdurahman di lingkup surat kabar sebelum akhirnya terjun ke dunia politik.
“Abdurahman ini kan seorang pemberontak, ingin menyatukan orang Arab-Indonesia untuk melawan penjajah. Namun dulu orang Arab yang ada di Surabaya itu banyak yang Pro Belanda, maka dari itu Abdurahman pindah ke Semarang dan gabung Surat Kabar Matahari sampai akhirnya masuk ke Partai Arab Indonesia (PAI) untuk memulai karir politiknya,” ungkap Kuncoro mengenai alasan Abdurahman hengkang dari Kota Surabaya.
Karir Politik Abdurahman berawal saat menjabat sebagai Ketua PAI hingga membawa partai tersebut masuk ke dalam Majelis Islam ala Indonesia (MIAI) pada 1937.
Abdurahman kemudian menjadi anggota BPUPKI di masa kemerdekaan Indonesia hingga menjadi salah satu diplomat pertama yang diakui oleh negara lain. Karir politik Abdurahman ditutup dengan menjadi anggota Partai Masyumi di tahun 1950.
“Mengenai kepemilikan tanah memang benar, Tanah Baswedan itu ada di Surabaya dan itu luas banget. Namun namanya juga tanah lama jadi ya tidak ada yang punya suratnya, pihak Baswedan tidak punya dan yang meninggali tanah itu sekarang pun juga tidak punya,” ungkap Kuncoro mengenai keberadaan tanah Baswedan di Surabaya.
Tanah Baswedan dulunya merupakan tanah partikelir (Tanah Negara Hindia-Belanda yang dijual ke ‘Tuan Tanah’ saat zaman itu). Area cakupan tanah Baswedan meliputi daerah Menur dan Kertajaya, Kota Surabaya. Sekarang area tanah Baswedan termasuk tanah yang berserfitikat Surat Ijo
“Istri pertama Abdurahman, Sjaichun meninggal di tahun 1948. Barulah pada tahun 1950 Abdurahman menikah lagi dengan Barkah Ganis. Abdurahman memiliki 11 anak dan salah satunya bernama Rasyid Baswedan yakni ayah dari Anies Baswedan. Novel Baswedan itu juga termasuk cucunya Abdurahman loh,” tambah Kuncoro mengenai garis keturunan Baswedan.
Kuncoro menggaris bawahi bahwa Anies dan Novel merupakan generasi kelima dari etnis Baswedan.
Nah gimana? makin kenal bukan mengenai keluarga Baswedan? mulai dari Umar yang merupakan seorang pedagang dari tanah arab, lalu Abdurahman yang merupakan salah satu tokoh pahlawan dan sekarang Anies Baswedan yang merupakan bakal calon presiden 2024. (*)
Pewarta: Ryan Ramadhan
Editor: Queen Ve
Tags
Sejarah Keluarga Baswedan di Surabaya
APA REAKSI ANDA?
0 Sangat Suka
0 Suka
0 Tertawa
0 Flat
0 Sedih
0 Marah